
Miskin adalah lawan kata dari kaya. Miskin identik dengan mereka yang berkekurangan dalam menncukupi kehidupannya. Jika melihat kriteria kemiskinan yang dibuat oleh Bank Dunia yang menggunakan Basic Need Approach, maka standar nominalnya adalah seseorang yang memiliki penghasilan 38 Dollar per bulan, Jika dikonversi ke jumlahnya sekitar Rp. 500 ribu/Bulan. Sehingga disimpulkan kesimpulanya adalah seseorang dengan pendapatan kurang dari lima ratus ribu sebulan maka seseorang tersebut dikategorikan penduduk miskin.
Rasululah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Na’im:
كاد الفقر أن يكون كفرا
Kemiskinan itu dekam kepada kekufuran
Sebuah hadis yang memaparkan bahwa bisa saja orang melakukan sebuah kemaksiatan hanya karena ia miskin. Ia butuh sesuatu untuk memenuhi kehidupannya, namun ia tak mampu. Hingga akhirnya ia terpaksa melakukan kekufuran tersebut.
Jika tidak dibekali dengan sabar dan syukur, seseorang yang jatuh miskin akan banyak berjumpa dengan berbagai godaan. Atau bahkan ada yang pindah agama karena ada beberapa bantuan ekonomi atau kehidupan yang menjanjikan.
Mengingat banyaknya godaan yang akan menghampiri orang miskin, maka seyogyanya kita bisa mengais anugerah-Nya dan senantiasa menumbuhkan rasa syukur dalam setiap kondisi. Dalam sebah hadis, Rasulullah menceritakan bahwa ada sebuah amalan yang bisa membebaskan kita dari kefakiran selamanya. Rasululah bersabda:
من قال لا حول ولا قوة إلا بالله مائة مرة في كل يوم لم يصبه فقر أبداً
Barangsiapa mengucapkan “La haula wa la quwwata illa billah” seratus kali dalam sehari, maka ornag tersebut tidak akan tertimpa kefakiran selamanya
Membaca “La haula wa la quwwata illa billah” sebanyak seratus kali dalam tiap harinya akan menjadikan kita terbebas dari kemiskinan (kefakiran). Kalimat tayyibah tersebut memang merupakan bacaan yang menjadi simpanan kekayaan dalam surga. Sebab itu, tidak ada ruginya bagi kita untuk mendawankan bacaan tersebut karena memang harta karun surga.