
Salah satu fase yang dilewati oleh kita setelah kehidupan dunia adalah melewati jembatan shirat al mustaqim. Harapan setiap Muslim adalah selamat dalam melintasi jembatan shirat al mustaqim tersebut. Pada hakikatnya, Allah sudah menyediakan lampu untuk kita agar mampu melihat jalan di depannya, namun lampu tersebut hanya mau menemani seorang Mukmin yang sejati.
Dengan begitu, siapa saja yang termasuk Mukmin sejati pasti memiliki cahaya yang mampu meneranginya, sehingga ia akan mudah melintasi jembatan shirat al mustaqim. Sebagaimana hadis Rasulullah mengisyaratkan sebagai berikut:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَدْعُو النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِهِمْ سِتْرًا مِنْهُ عَلَى عِبَادِهِ، وَأَمَّا عِنْدَ الصِّرَاطِ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي كُلَّ مُؤْمِنٍ نُورًا، وَكُلَّ مُؤْمِنَةٍ نُورًا، وَكُلَّ مُنَافِقٍ نُورًا، فَإِذَا اسْتَوَوْا عَلَى الصِّرَاطِ سَلَبَ اللَّهُ نُورَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ، فَقَالَ الْمُنَافِقُونَ انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ وَقَالَ الْمُؤْمِنُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنا فَلا يَذْكُرُ عِنْدَ ذَلِكَ أَحَدٌ أَحَدًا
“Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka ada tirai penghalang dari-Nya. Adapun di atas jembatan Allah memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada di tengah jembatan, Allah-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.” (QS Al-Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.”(QS At-Tahrim ayat 8) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR. Thabrani 11079)
Lantas amalan apakah yang bisa memudahkan kita dalam melintasi jembatan shirat al mustaqim? Pertama adalah ia yang senang bertobat kepada Allah dengan taubatan nasuha. Tobat yang benar-benar tangguh berusaha untuk tidak mengulang kembali kesalahannya. Taubatan nasuha tersebut menyebabkan seseorang memperoleh cahaya yang disempurnakan untuk mudah melintasi jembatan shirat al mustaqim. Hal tersebut Allah jelaskan dalam QS At Tahrim ayat 8.
Kedua adalah ia yang senang berjalan menuju masjid dalam kegelapan guna menunaikan salat wajib. Cahaya yang sempurna saat hari kiamat adalah jaminan bagi siapa saja yang mengerjakan amalan tersebut. Dengan demikian, ia akan mudah dan selamat dalam melintasi jembatan shirat al mustaqim. Nabi bersabda:
بَشِّرْ الْمَشَّائِينَ فِي الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid-masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.” (HR. Ibnu Majah 773)
Ketiga adalah ia yang melindungi sesama Mukmin dari kejahatan orang munafik. Sudah menjadi kewajiban kita sesama Muslim untuk melindungi saudaranya dari setiap kejahatan yang ada. Yang demikian itu bisa mudah dan terlindungi dalam melintasi jembatan shiratal mustaqim.
مَنْ حَمَى مُؤْمِنًا مِنْ مُنَافِقٍ أُرَاهُ قَالَ بَعَثَ اللَّهُ مَلَكًا يَحْمِيلَحْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ وَمَنْ رَمَى مُسْلِمًا بِشَيْءٍ يُرِيدُشَيْنَهُ بِهِ حَبَسَهُ اللَّهُ عَلَى جِسْرِ جَهَنَّمَ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ
“Barangsiapa melindungi seorang Mukmin dari kejahatan orang Munafik, Allah akan mengutus malaikat untuk melindungi daging orang itu –pada hari Kiamat– dari neraka jahannam. Barangsiapa menuduh seorang Muslim dengan tujuan ingin mencemarkannya, maka Allah akan menahannya di atas jembatan neraka jahannam hingga orang itu dibersihkan dari dosa perkataan buruknya.” (HR. Abu Dawud 4239)