Apabila Kita Dah Buat Segalanya, Tapi Apa Yang Diinginkan Tidak Jadi, Berterusanlah Membaca Doa Ini, Hati Sedih Allah Jalannya

Pasti ada hari-hari di mana kita hanya ingin menyerah saja, di mana rasanya kita ingin sembunyi saja di balik selimut dan tidak pernah keluar. Pasti ada hari-hari di mana rasanya langit itu tidak berwarna biru, tapi cuma abu-abu.


Memang kadang ada waktu di mana kita merasa kalau tidak ada yang benar di hidup kita, rasanya semua sia-sia aja, dan entah kapan akan datang hari yang lebih baik dari ini.

Sedih dan bahagia adalah dua sejoli yang terus menemani kita. Namun acapkali kita merasa hanya “sedih” yang menemani hari-hari perjuangan kita. Dunia terasa sempit, penuh-sesak, dan sumpek. Mata berurai dan hati berprasangka. Mungkin saat itu Allah menginginkan kita untuk lebih banyak lagi belajar dan berproses.

Kita bisa sejenak memejamkan mata, menjernihkan pikiran, membeningkan hati. Tujukan pada satu titik di mana sedih yang berlebihan itu tidak baik. Ada saatnya kita harus tegas untuk kembali bangkit dan berbahagia. Tujukan pada titik di mana Allah tidak akan meninggalkanmu, Dia menemani setiap proses kita  dan terus menunggu bahagia kita. Dalam Q.S. At Taubah ayat 40 disebutkan:

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita

Ayat tersebut memotivasi kita untuk tidak terus bersedih. Jika memang kondisinya membuat hati sedih, bersedihlah sejenak. Tidak berkepanjangan dan membuat kita tidak bisa menikmati anugerah hidup ini. Bagi yang merasa susah untuk bangkit dari kesedihannya, Rasululah meninggalkan wasiat kepada kita sebuah doa. Doa yang baik untuk dibaca di kala kita merasa sedih. Doa tersebut adalah sebagai berikut:

اللهم إني عبدك وابن عبدك وابن أمتك ناصيتي بيدك ماض في حكمك عدل في قضاؤك ، أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلبي و نور صدري وجلاء حزني وذهاب همي

Allahumma inni ‘abduka wabnu ‘abdika wabnu amatik, naashiyatii biyafik, maadlin fiyya hukmuk, adlun fiyya qadla’uk, as’aluka bikullismin huwa laka sammaita bihi nafsak, aw anzalitahu fi kitabik, aw ‘allamtahu ahadan min khalqik, awis ta’tsarta bihi fi ilmil ghaibi ‘indak, an taj’ala qur’ana rabi’a  qalbi wanura shadri wajalaa’a huzni wadzahaba hammi

Ya Allah, sungguh aku ini adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, ketentuan-Mu berlaku pada diriku, keputusan-Mu adil terhadapku, Aku memohon kepada-Mu dengan semua nama yang merupakan milik-Mu, nama yang engkau lekatkan sendiri untuk menamai diri-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang di antara hamba-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar engkau menjadikan al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghilang kesedihanku dan pelenyap keresahanku.